Di Nusantara, cerita rakyat menjadi warisan budaya yang tak lekang oleh waktu. Salah satu kisah yang berasal dari Jawa Timur ialah legenda Keong Mas, yang bercerita tentang kebaikan hati, kutukan jahat, dan perjuangan cinta sejati.
Legenda Keong Mas berkisah tentang dua putri cantik jelita, Candra Kirana dan Dewi Galuh, anak-anak Raja Kertamarta dari sebuah kerajaan makmur. Candra Kirana dikenal sebagai sosok yang anggun, lembut hati, dan dicintai rakyat. Sebaliknya, Dewi Galuh memiliki hati yang iri dan dengki terhadap kecantikan dan kebaikan sang kakak.
Suatu hari, kabar kedatangan Raden Inu Kertapati, pangeran gagah berani dari kerajaan tetangga, merebak seantero negeri. Raja Kertamarta berencana menggelar sayembara untuk mencari calon suami yang tepat bagi kedua putrinya. Berita tersebut membuat Dewi Galuh dilanda rasa iri yang membuncah. Ia diam-diam memendam perasaan terhadap Raden Inu dan tak ingin sang kakak mendapatkannya.
Dalam sayembara tersebut, Candra Kirana dan Dewi Galuh berlomba menampilkan keahlian terbaik mereka. Namun, Dewi Galuh yang licik menggunakan ilmu hitam untuk menyabotase penampilan sang kakak. Akibatnya, penampilan Candra Kirana terlihat buruk di mata para peserta sayembara.
Raden Inu, yang tak mengetahui kecurangan Dewi Galuh, terpikat oleh kecantikan Dewi Galuh yang semu. Ia pun memenangkan sayembara dan berhak mempersunting Dewi Galuh. Raja Kertamarta yang bijaksana menerima pinangan Raden Inu tanpa mengetahui perasaan terpendam Candra Kirana.
Hati Candra Kirana hancur melihat Raden Inu memilih Dewi Galuh. Namun, ia tetap tegar dan menerima keputusan sang ayah. Melihat kesedihan sang kakak, rasa bersalah kian menghujani Dewi Galuh. Namun, ia terlanjur terlena dengan kemenangan palsunya.
Di tengah persiapan pernikahan, seorang pertapa tua yang sakti mendatangi istana Raja Kertamarta. Pertapa tersebut mengetahui kejahatan Dewi Galuh dan berniat menegakkan keadilan. Ia pun mengucapkan kutukan kepada Dewi Galuh. Seketika, tubuh Dewi Galuh berubah menjadi siput bercangkang emas, atau Keong Mas.
Raja Kertamarta dan Raden Inu terkejut bukan kepalang menyaksikan kejadian tersebut. Pertapa tua menjelaskan bahwa kutukan tersebut merupakan balasan atas iri hati dan tipu daya Dewi Galuh. Sang pertapa memberikan petunjuk bahwa Candra Kirana lah yang bisa menyelamatkan Dewi Galuh, namun dengan syarat ia harus rela berkorban untuk sang adik.
Candra Kirana yang berhati mulia tak ragu menerima syarat tersebut. Ia bersedia menjalani berbagai macam ujian dan petualangan berbahaya untuk menemukan air suci yang dipercaya bisa membatalkan kutukan. Perjalanan Candra Kirana tersebut diwarnai dengan rintangan dan godaan. Namun, dengan tekad yang kuat dan niat suci untuk menyelamatkan sang adik, Candra Kirana berhasil melewati semua rintangan.
Setelah melewati perjuangan yang berat, Candra Kirana akhirnya berhasil mendapatkan air suci. Ia bergegas kembali ke istana dan menyiramkan air tersebut ke tubuh Keong Mas. Ajaibnya, Dewi Galuh kembali menjadi manusia dengan keadaan sehat walafiat.
Raja Kertamarta dan Raden Inu takjub dan menyesal atas perlakuan mereka terhadap Candra Kirana. Mereka menyadari bahwa selama ini telah tertipu oleh pesona semu Dewi Galuh. Melihat ketulusan dan pengorbanan Candra Kirana, Raden Inu pun menyatakan ketertarikan dan cintanya yang sebenarnya kepada Candra Kirana.
Raja Kertamarta akhirnya membatalkan pernikahan Raden Inu dan Dewi Galuh. Ia menikahkan Raden Inu dengan Candra Kirana yang selama ini diam memendam perasaan cintanya. Sementara Dewi Galuh, meski telah kembali menjadi manusia, ia tetap harus menanggung akibat dari perbuatannya. Dewi Galuh dinikahkan dengan seorang pangeran dari kerajaan lain.
Legenda Keong Mas tak hanya bercerita tentang cinta segitiga, namun juga sarat dengan pesan moral. Kisah ini mengajarkan tentang pentingnya kejujuran, kebaikan hati, dan rela berkorban untuk orang yang dicintai. Cerita ini juga memperingatkan bahaya dari sifat iri hati dan dengki yang bisa menghancurkan diri sendiri dan orang lain.
Selain itu, legenda Keong Mas juga diyakini memiliki hubungan dengan keberadaan sebuah mata air di Jawa Timur yang dipercaya memiliki khasiat tertentu. Meski belum ada bukti ilmiah yang mendukung hal tersebut, keberadaan legenda Keong Mas tetap lestari dan diwariskan dari generasi ke generasi sebagai bagian dari kekayaan budaya.